Amalan Doa-Doa Penyembuh, Enteng Jodoh, Pembuka Aura & Pemenuh Segala Kebutuhan

Amalan Doa-Doa Penyembuh, Enteng Jodoh, Pembuka Aura & Pemenuh Segala Kebutuhan

H. Hariyono

 

“Saya percaya Ustadz H. Hariyono Insya Allah akan terus melaksanakan amal ibadahnya, antara lain melalui amalan dzikir dan doa serta ramuan tradisional untuk membantu umat bagi kesembuhan penyakit lahir dan batin serta masalah hidup lainnya, sesuai dengan amanah yang diberikan Allah Swt kepada beliau. Buku ini adalah salah satu wujud nyata dari amal saleh beliau.”

– H. Setiawan Djody, Pengusaha dan budayawan

 

“Meskipun telah memakai perhitungan rasional, dunia bisnis dan bahkan seluruh upaya manusia seringkali diwarnai berbagai ketidakpastian (uncertainty), yang terkadang membuat kita gundah juga dan bahkan menimbulkan penyakit fisik. Buku ini adalah jawaban untuk semua itu.”

– Dr. Widigdo Sukarman, Mantan Direktur Utama Bank BNI dan Dosen di UGM, IPB, dan UNIMA.

 

“Doa merupakan kekuatan besar yang tidak mungkin diabaikan perannya di samping kewajiban berikhtiar secara lahiriah. Buku ini setidaknya memberi tuntunan mengenai hal itu, yang bisa diamalkan oleh setiap orang yang meyakini arti penting sebuah doa.”

– H.A. Hasyim Muzadi, Ketua Umum PBNU

 

“Mujarabnya metode penyembuhan Ust. H. Haryono, seperti telah dirasakan jutaan pasiennya, bahkan terhadap penyakit yang sudah di luar jangkauan medis sama sekali tidak aneh buat saya. Metode beliau antara lain menggunakan dzikir dan doa, sementara sudah ada jaminan dari Nabi Saw bahwa ‘Dzikir merupakan obat bagi segala macam penyakit.”

– Dr. Cecep Alba, Dosen Agama ITB dan IAI ILM PP Suryalaya.

 

“Dalam prakteknya – juga disebutkan dalam buku ini – Pak Haji suka menganjurkan pasiennya untuk diperiksakan ke lab RSU setelah mendapat pengobatan dari beliau, agar kesembuhannya bisa dibuktikan dan mereka sendiri menjadi yakin – termasuk mereka yang penyakitnya sudah di luar jangkauan medis. Ini menurut saya anjuran yang positif dan rendah hati dari seorang ahli pengobatan alternatif, yang akan menciptakan suasana saling menghargai antara medis dan non-medis.”

– dr. Retnawulan Walifah, tinggal di Jakarta.